Minggu, 03 Januari 2010

Tanjung Isuy, Cagar Budaya Suku Dayak Benuaq Ohong


Getting There
Tanjung Isuy adalah nama salah satu kampung di Kecamatan Jempang, Kabupaten Kutai Barat. Secara geografis, posisinya terletak di pinggir Danau Jempang. Suatu rangkaian danau akibat aktifitas endogen yang terjadi jutaan tahun silam.

Perjalanan darat dari Samarinda ditempuh sekitar 5 jam, dimana sampai dengan hari ini sudah sebagian besar tersambung aspal. Janya sebagian kecil di ruas jalan Isuy - Mancong yang masih dalam tahap penyelesaian. Sepanjang perjalanan, kita akan disuguhkan pemandangan hutan maupun bekas hutan yang sudah berupa pada ilalang. Mendekati tujuan, pemandangan berubah menjadi areal pertambangan batubara dan perkebunan Kelapa Sawit. Jalan negara berada tepat di tengah - tengah aktifitas penambangan, perhatikan posisi anda di setiap persimpangan karena mungkin saja ada kendaraan tambang yang melintas.


Akses masuk ke Kampung Tanjung Isuy dapat ditempuh dari 3 persimpangan, yaitu, disebutkan berurutan dari Samarinda: Persimpangan Bekokong, Persimpangan Muara Nayan, dan Persimpangan Kampung Mancong. Mengapa banyak sekali? Karena persimpangan - persimpangan tersebut adalah jalur produksi Perkebunan Kelapa Sawit dari PT London Sumatera (Lonsum).

Dari 3 persimpangan yang disebutkan di atas, hanya Persimpangan Kampung Mancong yang diaspal untuk menuju Kampung Tanjung Isuy.

What to See

Penduduk Kampung Tanjung Isuy terdiri dari banyak suku yang hidup berdamping secara rukun dan saling menghormati, yaitu Suku Dayak Benuaq, Dayak Tunjung, Bugis, Banjar, dan Jawa. Terdapat rumah ibadah besar seperti Gereja Katholik dan Masjid Agung di kampung ini.

Kerajinan Tenun adat Benuaq dikenal sampai ke mancanegara. Pada tahun 1980-an, beberapa penenun mengkuti pameran di Eropa.

Ukiran khas Dayak Sungai Mahakam sangat dominan di Kampung ini. Bahkan beberapa model ukiran dibuatkan khusus dibuat untuk cinderamata.



Cultural Conservation


Masyarakat sekitar mempertahankan Rumah Panjang atau Rumah Lamin sebagai pelestarian budaya Suku Dayak Benuaq Ohong.



Tersedia penginapan "Long House" bagi para wisatawan yang bermaksud untuk menikmati keramahtamahan adat budaya Suku Dayak. Penginapan "Long House" adalah Rumah Lamin atau rumah panjang yang pada bagian serambi belakang dilengkapi dengan fasilitas penginapan, sementara di bagian depan adalah rumah adat bagi beberapa kepala keluarga yang tinggal di dalam rumah tersebut.

Acara tari - tarian dipertunjukkan pada malam hari. Banyak aneka souvenir khas Suku Dayak Sungai Mahakam yang diperjualbelikan dalam acara tersebut.

Sunset dan Sunrise dapat dinikmati di horizon Danau Jempang. Pengalaman ini memberikan inspirasi yang sangat baru dan menyegarkan didalam alunan musik Dayak yang mistis.

1 komentar:

  1. ayo kita kembalikan Tanjung Isuy dan hong sebagai pesona wisata Kaltim. Kenapa setelah masuk Kubar menjadi tenggelam? Kubar perlu belajar promosi donk! Dulu jadi icon wisata Kaltim lha sekarang hilanggggggggggggggggggggggg

    BalasHapus